Bekraf Creative Labs, Ajang Temu Pelaku Ekonomi Kreatif

Dengan mengusung tema “Kolaborasi”, BCL: Ciffest 2017 menyajikan beragam acara yang meliputi kegiatan seminar/master class, pameran, dan fashion show.
MajalahKartini.co.id – Ajang Bekraf Creative Labs (BCL): Ciffest 2017 yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta terintegrasi dengan rangkaian acara Post Fest 2017, yakni festival seni tahunan yang diselenggarakan oleh Sekolah Pasca sarjana IKJ. “IKJ sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi, mengharapkan dengan adanya kegiatan Cikini Fashion Festival ini, program studi Mode Fakultas Seni Rupa IKJ dapat berkembang pesat dari segi keilmuan, dan berperan aktif dalam industri fashion di Indonesia,” ujar Dr. Indah Tjahjawulan, Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ.
Dengan mengusung tema “Kolaborasi”, BCL: Ciffest 2017 menyajikan beragam acara yang meliputi kegiatan seminar/master class, pameran, dan fashion show. Tema tersebut antara lain diterapkan melalui fashion show yang berkolaborasi dengan bidang seni lain,yaitu tari, musik, tata panggung, dan videografi.
Fashion show ditampilkan sebagai suatu seni pertunjukan. Fashion show tersebut akan menampilkan 55 rancangan karya 7 Desainer, yaitu Deden Siswanto, Lenny Agustin, Sofie, Sav Lavin, Aji Suropati, Ray Anjas Maulana, dan label Acak acak oleh LPTB Susan Budihardjo, dengan Penari dan Koreografer Rosmala Sari Dewiserta Video Mapping Creator, Arif Yaniadi.
Rangkaian seminar yang digelar BCL: Ciffest 2017 terdiri dari Seminar “Trend Forecasting Indonesia”yang menghadirkan pembicara Dina Midianidan Tri Anugrah selaku Tim Indonesia Trend Forecasting serta presentasi koleksi kreasi siswa dari empat sekolah mode, yaitu IKJ, LPTB Susan Budihardjo, Universitas Maranatha, dan Universitas Ciputra yang mewujudkan tema Indonesia Trend Forecasting 2017/18.
Kemudian, Seminar “Ekosistem Industri Fashion” dengan pembicara Sadikin Gani (Founder Satu satu Fashion Hub), Deden Siswanto (Fashion Designer), Ali Charisma (National Chairman IFC, Fashion Designer), Wawan Rusiawan(Direktur Riset dan Pengembangan Ekraf-Bekraf), dan Ichwan Thoha sebagai moderator. Serta Master Class “Branding & Technology” dengan pembicara Sabar Situmorang (Founder Rocket Indonesia), Handoko Hendroyono (Produser Film Filosofi Kopi), Stephen Ng (Chief Executive Officer DAV Indonesia) dan Adhi Nugraha (Ketua Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia/ ADPII).
Melalui ajang BCL: Ciffest 2017 tak luput dilakukan langkah lanjutan dalam memperoleh kesetaraan dalam pendidikan fashion dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang “Nomenklatur Pendidikan Tinggi Fashion”. Nomenklatur fashion design/fashion business untuk jenjang sarjana (S-1), magister (S-2), dan doctoral (S-3) belum ada di Indonesia. Jenjang pendidikan tersebut masih berada di bawah nomenklatur program studi desain produk, desain komunikasi visual, atau kriya. Selama ini, Forum Prodi Fashion yang telah dibentuk di Indonesia secara berkesinambungan telah mengupayakan pengajuan nomenklatur tersebut demi kemajuan keilmuan di bidang fashion.
BCL: Ciffest 2017 menghadirkan pameran yang terbagi menjadi dua zona. Pertama, zona Trend Forecasting yang menampilkan karya sejumlah desainer dan mahasiswa mode dalam menginterpretasikan empat tema Indonesia Trend Forecasting 2017/18. Kedua, zona Ekosistem dan Industri Fashion yang mempresentasikan skema dan infografis seputar ekosistem industri fashion, meliputi peta industri dan model bisnis. Serta dilengkapi dengan pameran fotografi fashion karya fotograferter nama Roni Bachroni.
BCL: Ciffest 2017 yang digelar untuk pertama kali ini akan dijadikan acara yang berkelanjutan selama tiga tahun kedepan dengan menitikberatkan sebagai forum temu para pelaku ekosistem fashion Indonesia (desainer, garmen, konveksi, tailor, perusahaan tekstil, UKM/IKM, pengrajin, retailer, dan lainnya) serta melibatkan pihak terkait dari berbagai elemen, mulai sektor pendidikan, pemerintahan, komunitas/asosiasi, bahkan khalayak umum. Dengan semangat kolaborasi dari disiplin seni dan desain dalam festival ini, diharapkan pula dapat menyatukan para pelaku ekonomi kreatif terutama fashion untuk mengambil tanggung jawab bersama memajukan industri kreatif. (Foto: Bekraf)
Sumber: Ecka Pramita, Majalah Kartini