Fashion Dinilai Menjadi Prioritas Ekonomi Kreatif di Indonesia

Jika dilihat dari pertumbuhan PDB-nya, fashion dapat dijadikan subsektor prioritas ekonomi kreatif di Indonesia.
MajalahKartini.co.id – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menggelar Bekraf Creative Labs (BCL): Cikini Fashion Fetival (Ciffest) 2017 pada tanggal 5-6 Agustus 2017 di Teater Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pusat riset unggulan ekonomi kreatif subsektor fashion.
Kegiatan tersebut ditargetkan menjadi barometer perkembangan terkini terkait riset, karya dan data subsektor fashion Indonesia.
Dengan begitu beragam budaya yang dimiliki, Indonesia mempunyai potensi untuk menawarkan gaya hidup yang terinspirasi lokal dengan selera internasional sebagai bagian dari perkembangan fashion global.
Saat ini, fashion sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif menyumbang nilai tambah sebesar Rp154,6 trilyun dan berkontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif sebesar 18,15% atau sebesar 1,34% terhadap PDB Nasional, dengan pertumbuhannya mencapai 2,8 % (BPS-Bekraf, 2016). Jika dilihat dari pertumbuhan PDBnya, fashion dapat dijadikan subsektor prioritas ekonomi kreatif di Indonesia.
“Penyelenggaraan CiFFest yang menjadi bagian dari program Bekraf Creative Lab (BCL) ditujukan sebagai sebuah forum atau temu pelaku ekonomi kreatif fashion dalam rangka ajang knowledge sharing dan capacity building sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi kreatif fashion,” ungkap Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif, Abdur Rohim Boy Berawi.
Sebagai forum atau temu pelaku ekonomi kreatif fashion di Indonesia, baik dari industri, akademisi, pemerintah, dan komunitas, BCL: Ciffest 2017 ditujukan pula untuk mensinergikan kolaborasi dan komunikasi yang dapat meningkatkan jejaring kerjasama, produktivitas, dan kompetensi ekonomi kreatif fashion di tanah air.
Sumber: Ecka Pramita, Majalah Kartini