CiFFEST 2021 – Maranatha

Karya ini perwakilan prodi desain mode – Maranatha, dalam pameran CIFFEST 2021 dengan tema ” Fashion Movement On Pandemic”.
Nama Designer:
Anjeli Tania
Konsep : Vyshyvanka Embroidery
Judul Koleksi : Cromantic
Cromantic merupakan busana haute couture wanita ya ng terinspirasi dari sulaman yang terdapat pada pakaian tradisional masyarakat Ukraina, yaitu Vyshyvanka. Vyshyvanka adalah pakaian tradisional Ukraina berupa kemeja bersulam. Vyshyvanka Ukraina dibedakan berdasarkan fitur sulaman lokal khusus untuk sulaman Ukraina. Setiap gambar dan pola memiliki makna simbolik yang berbeda beda. Orang Ukraina percaya bahwa sulaman adalah jimat khas yang melindungi dari segala sesuatu yang buruk dan mereka mencoba mewakili kebahagiaan, nasib, kehidupan, dan kekuatan dalam ornamen. Pola sulaman yang diaplikasikan pada busana Haute Couture ini memiliki makna kekuatan, kemakmuran, cinta, kecantikan, kebahagiaan, kehidupan, kesehatan, dan ketertiban.
Kreatifitas dalam teknik sulaman ini mengimplementasikan kehidupan saat ini dimasa pandemi, dimana masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu dirumah dan berusaha untuk tetap produktif melalui kreatifitas. Pandemi juga menuntut setiap orang untuk melindungi dirinya saat berada di luar dengan menggunakan pakaian tertutup dan menggunakan masker. Oleh karena itu, busana ini dirancang agar dapat menutupi hampir seluruh bagian tubuh dan dilengkapi dengan aksesoris berupa masker.
Cristabella Analicia Pilipus
Judul Koleksi: SHÉNGXIÀO SHÉ (SHIO ULAR)
Busana Haute Couture yang terinspirasi dari karakter shio ular, yang merupakan salah satu dari ke-12 Shio yang mendapat urutan ke-6 dalam penanggalan kalender Cina. Setiap shio dalam legenda cina memiliki karakter yang berbeda-beda baik positif maupun negatif, shio ular merupakan shio yang berkarakter sabar, bijaksana, kreatif, lembut, anggun, penyayang, dan sensual.
Shio ular juga bertekad untuk mencapai tujuan mereka, selain itu karakter shio ular ini juga licik dan cerdik memiliki pemikiran yang baik untuk keluar dari masalah, dengan intuisi dan pemahamannya yang tajam akan keadaan, mereka disebut pintar dan cerdas, ia suka berpikir dengan baik dan tidak banyak bicara.
Busana ini terinspirasi dari karakter dari shio ular yang mengingatkan di kondisi pandemi saat ini untuk tetap bersikap sabar, bijaksana, memikirkan dengan baik bagaimana cara keluar dari masalah yang dihadiapi, dan tetap tenang namun waspada, dari pada banyak bicara lebih baik bertindak.
Felicia Gunawan
Judul Koleksi: SAVOIR DE LIAN PU | Inspired by Beijing Opera’s Facial Mask
Facial Mask atau yang disebut sebagai Lian Pu merupakan topeng Cina yang dilukis di wajah menggunakan makeup dengan motif dan warna yang memiliki arti dan penggambaran tertentu. Koleksi ready-to-wear berjudul SAVOIR DE LIAN PU merupakan pakaian semi-formal yang terinspirasi dari keunikan facial mask yang digunakan oleh pemain Opera Beijing yang terdiri dari: Sheng (生) yakni peran utama pria, Dan (旦) yakni peran wanita apa pun dalam Opera Beijing, Jing (净) yakni peran laki laki yang memiliki beragam karakter, seperti pemerintah dan jenderal, serta Chou (丑) yakni peran badut pria yang facial masknya terinspirasi dari pengalaman hidup sehari-hari, yang menggambarkan perubahan ekspresi, seperti putih untuk perasaan takut, merah untuk rasa malu, gelap untuk terjemur, dan pucat untuk penyakit.
Melalui konsep ini, keempat peran dalam Opera Beijing menggambarkan setiap lapisan masyarakat. Sheng menggambarkan pria, Dan menggambarkan wanita, Jing menggambarkan pemerintah, dan Chou menggambarkan keadaan di masyarakat yang tidak menentu, seperti penyakit dan pandemi. Di dalam Opera Beijing, keempat peran tersebut memerlukan kerjasama yang baik, agar tercipta opera yang indah. Hal tersebut serupa dengan kondisi pandemi ini, di mana kita memerlukan peran-peran tersebut untuk mengatasinya. Tidak bisa hanya salah satu pihak yang berusaha dan yang lainnya tidak ikut bekerja sama, tapi kita memerlukan kerjasama yang baik dalam mengatasinya. Keempat facial mask dikemas menjadi pakaian multiways dalam bentuk yang modern sehingga cocok dikenakan oleh wanita urban, terutama yang memiliki kegiatan yang padat.
Selain mengadaptasi motif pada facial mask, koleksi ini juga mengadaptasi beberapa kebudayaan khas Tiongkok terutama pada Dinasti Ming yang merupakan asal mula Opera Beijing diciptakan, seperti bunga Lotus, tassel, dan motif double happiness. Motif dan karakteristik konsep diaplikasikan pada busana melalui teknik embroidery, ombre dye, painting, drapery, dan tassel. Koleksi ini mengacu kepada Indonesia Trend Forecasting 2021/2022 “The New Beginning” dengan tema Essentiality dan style classic elegant.
Tassya Mandiri Saputra
Judul Koleksi: MEMENTO
Kematian merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Kematian pasti akan datang, tanpa pandang waktu, status, maupun kekuasaan. Refleksi diri akan pandangan tentang kematian merupakan hal yang menjadi inspirasi dalam pembuatan koleksi ‘Memento’. Refleksi tersebut dipicu oleh keadaan pandemi, dimana tingkat kematian yang terus-menerus meningkat di masa Victorian, juga terdapat angka kematian yang tinggi akibat berbagai wabah dan fasilitas Kesehatan yang belum memadai. Fenomena tersebut juga disertai dengan tradisi berduka yang cukup spesifik, yaitu The Victorian Art of Mourning.
Koleksi ‘Memento’ menggabungkan struktur styling modern dan tradisi berduka di era Victorian, yang diwujudkan dengan kombinasi adaptasi modern dari busana era Victorian serta komposisi warna pada tiga tahapan berduka. Tiga tahapan berduka di era Victorian meliputi first mourning, second mourning dan half mourning. Esensi dari The Victorian Art of Mourning hingga mourning jewelries diwujudkan melalui berbagai teknik seperti pearl and feather beadings, fabric printing dan bordir motif khas Victorian, sulam soutache serta tulle ruffles. Koleksi ‘Memento’ diharapkan dapat menjadi alternatif busana couture dengan style modern victorian, yang disertai dengan makna sebagai pengingat atau memento akan betapa pentingnya kehidupan dan pentingnya menghargai masa berduka.
Wynne Felicia
Judul Koleksi: TROLLS
Trolls adalah film animasi tentang makhluk imut bertubuh pendek dan berambut tinggi. Dunia trolls adalah dunia ajaib penuh makhluk kecil berwarna-warni yang selalu ceria dan saling membantu satu sama lain. Desain ini mengambil inspirasi dari setiap tekstur yang dimiliki tokoh menjadi mode pakaian yang unik dan kreatif. Perpaduan gaya dasar busana dari berbagai karakter dalam film trolls ini menciptakan kesan menyenangkan bagi para pemakainya. Detail tumpukan daun warna-warna yang bertabrakan dibuat sesuai dengan gaya baru setelah pandemic. Tak hanya itu, busana I line asimerti berbahan katun, rasfur, sifon, dan polyester juga memberi kesan unik dan tematik. Busana ini cocok digunakan bagi wanita berusia 15-25 tahun, dan digunakan untuk acara yang membutuhkan kostum unik dan lucu sesuai tema tersebut. Memiliki karakteristik cheerful, energic, friendly dan positif.
Pandemi COVID-19 tentunya mengubah kebiasaan manusia untuk beraktivitas sehari-hari. Masyarakat yang biasanya mengekspresikan dirinya melalui gaya berpakaian kini dituntut untuk beraktivitas dari rumah dan tidak bisa mengadakan acara-acara besar. Kebiasaan baru ini memberikan pengaruh dan perubahan besar, salah satunya terhadap cara berpakaian dan aturan baru untuk mengadakan acara besar. Dikutip dari The New Beginning pada Fashion Trend 2021-2022, terdapat salah satu tema besar yang sesuai dengan konsep melampaui alam masa kini (pandemic) , dituangkan dalam tema Exploration. Exploration menjelaskan seakan kita siap melangkah melakukan perjalanan di antara garis samar masa kini yang modern dengan masa depan yang indah namun sekaligus aneh, absurd. Material yang ‘stretchy’ digabung dengan tekstur, motif digital dengan motif alam dan binatang yang aneh dengan paduan warna yang tidak lazim. Kehadiran ke dunia baru dilengkapi dengan pemikiran kebaruan-kebaruan dan high-tech. Sangat radikal dan ‘futuristic’ seperti tema trolls yang diangkat dalam koleksi busana ini.